Home » Archives for September 2015
KIHON – KUMITE – KATA
Hampir seluruh aliran karate saat ini memasukkan tiga materi wajib yaitu kihon, kumite dan kata dalam latihan. Walaupun sebagian dari aliran juga memasukkan materi lain seperti teknik senjata seperti yang dilakukan oleh Shito-ryu. Adalah Funakoshi yang memberikan tiga materi ini sebagai komponen latihan ketika di Jepang dojo-dojo karate mulai banyak bermunculan. Pada perkembangan selanjutnya, JKA yang berdiri tahun 1949 kembali mempertegas hal ini dengan menstandarisasikan kihon, kumite dan kata sebagai materi wajib.
Kihon adalah berlatih teknik-teknik dasar : memukul, menendang, bertahan dan menangkis. Teknik-teknik ini adalah awal juga sekaligus akhir dari karate. Seorang karateka bisa saja mempelajarinya dalam hitungan bulan bahkan tahun. Dari sini teknik-teknik dasar membutuhkan latihan yang teratur, dikerjakan dengan penuh konsentrasi dan usaha yang sebaik-baiknya.
Dalam kumite seseorang melakukan dengan seorang rekan bertanding. Prinsip-prinsip kihon tetap berlaku dalam kumite. Seorang karateka harus mengerjakan teknik karate dengan sesuai, kekuatan dan kecepatan yang benar dan juga kontrol yang baik. Teknik ini dikenal dengan Sundome yang artinya menghentikan teknik kira-kira tiga inci sebelum sasaran. Sundome adalah kebalikan dari Full Contact yang mengijinkan karateka melancarkan teknik sekeras-sekerasnya pada sasaran. Beberapa aliran karate didunia masih ada yang menerapkan metode ini.
Kata, latihan bentuk resmi yang menggabungkan teknik-teknik dasar dalam karate ; pukulan, tendangan, bertahan dan menangkis kedalam satu rangkaian pergerakan yang telah ditentukan.
Kata mengkombinasikan teknik menyerang dan bertahan, pergerakan badan yang sesuai dan perubahan arah. Kata mengajarkan seorang karateka menghadapi
begitu banyak penyerang dari sedikitnya empat arah. Kata telah menjadi inti dari latihan karate sejak jaman dulu. Shotokan mempunyai 26 kata yang terus dilatih hingga kini walaupun ada yang populer dan ada pula yang tidak. Inilah 26 kata Shotokan :
Heian, ada yang mengartikan pikiran yang damai, mencintai kedamaian dan pikiran yang tenang. Walaupun ada pula yang tidak setuju dengan nama ini. Menurut legenda seluruh kata Heian berasal dari kata Kanku-dai yang disederhanakan oleh Yasutsune Itosu. Tujuannya untuk mengajari pemula ketika karate telah diterima secara terbuka di Okinawa. Karena itulah banyak teknik yang berbahaya telah dihilangkan. Nama aslinya adalah Pinan dan kata ini banyak aliran karate lain yang masih mempertahankan
nama ini kecuali Shotokan yang telah menggunakan nama Heian. Ada lima versi kata Heian yaitu Heian Shodan, Nidan, Sandan, Yondan dan Godan dengan tingkat kesulitan yang berbeda.
Tekki, aslinya bernama Naihanchi dan saat ini dalam Shotokan memiliki tiga versi yaitu Tekki Shodan, Nidan dan Sandan. Tekki Shodan dan Nidan
menurut legenda berasal dari Itosu sementara Tekki Sandan tidak begitu jelas. Tekki berarti kuda-kuda yang kuat, bertahan dalam posisi menunggang kuda (kiba dachi) dan satria yang kuat. Tidak begitu jelas mengapa dikerjakan dalam kuda-kuda kiba dachi.
Bassai, aslinya bernama Passai yang berarti menembus benteng, menembus pertahanan lawan dengan mencari titik lemahnya, walaupun ada juga tidak setuju dengan arti ini. Bassai adalah kata yang sangat tua, dan dalam Shotokan saat ini ada dua versi yaitu Bassai-dai dan Bassai-sho.
Kanku, aslinya bernama Kushanku yang menuru legenda menambil nama dari seorang atase militer Cina yang bertugas di Okinawa. Kushanku berubah nama
menjadi Kanku-dai yang berarti menatap langit setelah nama ini terinspirasi dari gerakan pembukanya. Kanku adalah kata yang paling banyak versinya dan hampir seluruh aliran karate memegang kata ini walau dengan nama yang berbeda. Shotokan memiliki dua versi Kanku-dai dan Kanku-sho dimana keduanya mempunyai tingkat kesulitan yang cukup tinggi.
Enpi, atau kadang diucapkan Empi berarti burung layang-layang terbang. Menurut legenda kata ini versi aslinya adalah Wanshu ahli bela diri Cina
yang datang ke Okinawa. Enpi adalah kata Shotokan yang sangat populer dan sangat sering ditemukan dalam turnamen.
Jion, salah satu kata Shittei (wajib) Shotokan selain Kanku-dai. Jion berarti kebaikan hati, pengampunan, kasih sayang. Ada pula yang mengartikan Jion nama biksu Budha, dan kenyataannya memang ada biksu yang bernama Jion. Nama kata ini tidak berubah dan dipercaya sebagai salah satu kata yang menunjukkan karakter dari Shotokan.
Hangetsu, kata yang sangat tua ini bararti bulan separuh dan sekaligus mengambil dari nama kuda-kudanya yaitu Hangetsu dachi. Nama aslinya adalah Seishan
yang berarti tiga belas. Kata ini berasal dari Naha dan menampilkan teknik-teknik pernapasan.
Gankaku, kata yang juga sangat tua ini berarti bangau diatas batu. Nama ini tampaknya diambil dari gerakan kuda-kudanya yaitu tsuruashi dachi yang sering
mengangkat sebelah kaki. Nama aslinya adalah Chinto yang berarti pertempuran fajar. Kata ini termasuk salah satu kata yang sulit.
Jitte, berarti seolah-olah bertarung dengan kekuatan sepuluh orang. Nama kata ini tidak mengalami perubahan. Menurut legenda kata ini boleh dikerjakan dengkat sebuah tongkat sebagai senjata.
Sochin, berarti ketenangan hati, memberikan kedamaian bagi orang banyak, penekanan yang besar. Salah satu kata Shotokan yang sangat populer dan
sangat sering ditemukan dalam turnamen. Nama Sochin juga diambil dari kuda-kuda kata ini. Walaupun gerakannya tidak panjang, Sochin juga termasuk kata Shotokan dengan tingkat kesulitan tinggi.
Nijushiho, berarti 24 langkah. Nama aslinya adalah Niseishi dan milik Shotokan saat ini hampir mirip dengan milik Shito-ryu. Menggambarkan kekuatan air
yang kadang kuat kadang lemah.
Unsu, berarti tangan bagai menyibak awan diangkasa. Nama aslinya adalah Hakko dan kata ini juga sangat tua. Versi Shotokan lebih pendek daripada Shito-ryu
yang memegang versi asli kata ini. Unsu adalah salah satu kata Shotokan dengan tingkat kesulitan yang sangat tinggi.
Meikyo, berarti cermin yang jernih atau cermin yang terang. Nama ini diambil dari gerakan awalnya. Nama aslinya adalah Rohai yang diduga berasal dari
salah satu Rohai Itosu. Kata ini sangat jarang muncul di turnamen.
Wankan, artinya mahkota raja. Tidak jelas mengapa diberikan nama ini. Wankan adalah kata Shotokan yang paling pendek.
Jiin, berarti halaman kuil pengampunan, kebaikan hati. Sama seperti Jion dan Jitte, kata ini mempunyai gerakan awal yang sama. Tampak pengaruh
Budhisme yang kuat dalam kata ini. Sama seperti Meikyo dan Wankan, kata ini juga sudah sangat jarang yang melatihnya.
Chinte, berarti tangan tangan yang luar biasa. Mengandung teknik-teknik Cina yang membedakan dengan seluruh kata Shotokan yang lain.
Gojushiho, berarti 54 langkah. Nama aslinya adalah Useishi yang dalam bahasa Okinawa juga berarti 54. Kata ini sangat panjang dan bersama-sama Unsu
dikelompokkan sebagai kata dengan kesulitan yang tinggi. Kata ini juga mempunyai dua versi ; Gojushiho-sho dan Gojushiho-dai dimana dua gerakan dan embusen kata ini nyaris tidak ada perbedaan.
FILOSOFI KARATE
Karate sangat dipengaruhi oleh Filosofi yang harus di pahami dan di mengerti oleh para Sempai (pelatih/instruktur) maupun Kohai (siswanya). Agar mereka mencapai DO
(jalan yang sebenarnya). Untuk mencapai DO maka para Karateka harus senantiasa memiliki :
- REI (sikap saling menghormati)
- MEIKYO (berpikir positif),
- MUGA (berkosentrasi penuh)
- USHIN (melekat pada ajaran),
- HUBAKU (senantiasa berhati lembut),
- TAI NO SEN (senantiasa memiliki inisiatif), dan
- KEIKO (rajin).
Apabila filosofi dipraktekan maka akan lahir para Karateka yang disiplin, jujur, percaya diri, sehat dan kuat. Hal ini amat relevan bagi profil prajurit yang harus tanggap, tanggon dan trengginas. Bagi para Karateka yang telah menjiwai latihan Karate secara sungguh-sungguh melalui latihan yang terus menerus dan teratur akan menemukan MYO (rahasia yang tersembunyi) berupa lahirnya intuisi,
kekuatan fisik dan spiritual yang terkadang tidak dapat dicerna dengan akal sehat seperti mampu memecah benda-benda keras (SHIWARI), SINKANG (melompat tinggi) dan memiliki kekuatan super sebagaimana yang dialami para leluhur beladiri Karate. Benarlah apa yang diucapkan Gichin Funakoshi bahwa Tuhan telah menciptakan alam dan tubuh manusia dengan
berbagai tujuan. Tetapi barang siapa yang menggunakan kepalan tangan tanpa tujuan yang mulia dan perhitungan yang matang maka ia akan kehilangan harga dirinya di hadapan Tuhan dan manusia.
Inkai Ranting Karate Amboy
September 05, 2015
CB Blogger
IndonesiaFalsafah Karate
- Rakka (Bunga yang berguguran)
Ia adalah konsep bela diri atau pertahanan di dalam karate. Ia bermaksud setiap teknik pertahanan itu perlu dilakukan dengan bertenaga dan mantap agar dengan menggunakan satu teknik pun sudah cukup untuk membela diri sehingga diumpamakan jika teknik itu dilakukan ke atas pokok, maka semua bunga dari pokok tersebut akan jatuh berguguran. Contohnya jika ada orang menyerang dengan menumbuk muka, si pengamal karate boleh menggunakan teknik menangkis atas. Sekiranya tangkisan atas itu cukup kuat dan mantap, ia boleh mematahkan tangan yang menumbuk itu. Dengan itu tidak perlu lagi membuat serangan susulan pun sudah cukup untuk membela diri.
- Mizu No Kokoro (Minda itu seperti air)
Konsep ini bermaksud bahwa untuk tujuan bela diri, minda (pikiran) perlulah dijaga dan dilatih agar selalu tenang. Apabila minda tenang, maka mudah untuk pengamal bela diri untuk mengelak atau menangkis serangan. Minda itu seumpama air di danau. Bila bulan mengambang, kita akan dapat melihat bayangan bulan dengan terang di danau yang tenang. Sekiranya dilontar batu kecil ke danau tersebut, bayangan bulan di danau itu akan kabur.
Inkai Ranting Karate Amboy
September 05, 2015
CB Blogger
Indonesia