"Jangan Berpikir Harus Menang. Pikirkan Bahwa Kau Tidak Harus Kalah”
Dalam karate-do ada sebuah nasihat,
“kerjakan apa yang benar.” Hingga akhirnya kau akan menjadi pemenang yang
sebenarnya….dalam karate dan hidup. Jangan mengukur keberhasilan dengan sesuatu
yang ada diluar dirimu sendiri. Kembangkan dalam dirimu, maka sisanya akan
mengikuti.
Ingin menang adalah sifat alami
manusia. Namun jika kau menginginkannya berlebihan, maka kau akan menjadi tidak
seimbang. Saat hilang keseimbangan, kau juga akan kehilangan kemampuan untuk
memahami. Kau tidak akan mampu menilai dengan benar. Kau bahkan tidak mampu
bergerak dengan benar. Saat berkompetisi tubuhmu tidak akan bergerak dengan
semestinya. Dengan keseimbangan kau dapat bergerak ke semua arah kapanpun. Baik
fisik maupun emosional.
Kau butuh keseimbangan untuk semua
hal dalam hidup ini. Jika kau melihat sebuah masalah hanya dari satu sisi, maka
kau tidak akan bisa melihat sebuah kebenaran. Hanya ingin mempunyai kumite yang
bagus atau kata yang indah bukanlah karate-do yang baik. Dalam kedua hal ini
hanya ada masalah teknik. Seni bela diri yang sebenarnya mencakup ilmu
pengetahuan, semangat, emosi dan kecerdasan. Tiap orang memiliki kepribadian
yang berbeda. Dengan berlatih karate kau belajar banyak hal tentang dirimu
sendiri. Hal yang membuatmu kuat dan hal yang membuatmu lemah. Kau juga akan
belajar melihat kekuatan dan kelemahan orang lain. Kau akan belajar sebuah cara
baru untuk memandang ke seluruh dunia.
Pada akhirnya kau juga akan belajar
bagaimana mengendalikan penampilan dan tindakanmu. Kau akan mendapat pengalaman
yang memberimu keahlian dan kemampuan untuk menilai. Ini semua akan dimulai
saat kau tinggalkan pikiran tentang menang atau kalah. Dojo adalah tempat
berlatih untuk hidup. Turnamen adalah tempat berlatih untuk menang. Dan
diantara keduanya ada sebuah pertentangan.
Terlalu banyak menekankan pada
kompetisi membuatmu mulai berpikir tentang menang dan kalah. Kemudian kau mulai
membandingkan dirimu dengan yang lain. Sangat sering kita melihat seorang
kompetitor membuat dirinya kalah akibat berpikir tentang kekuatan dan kelemahan
lawannya. Jika kau pikir dirimu lebih kuat, maka kau sudah kalah sejak awal.
Hal ini tentu saja bukanlah cara yang baik. Dan jika kau pikir dirimu lebih
lemah, maka kau sudah benar-benar kalah.
Semua upaya haruslah dikerjakan
dengan 100%, sehingga kau dapat menyelesaikannya dengan kemampuan terbaikmu.
Pada saatnya mereka dengan keseimbangan yang terbaiklah yang akan menang.
Itulah sebab mengapa kompetisi menjadi hal penting sebagai latihan. Untuk
menguji keseimbanganmu, bukan hanya sekedar kemampuan fisikmu.
Saat berlatih jangan pernah berpikir
tentang menjadi seorang juara atau mendapatkan sabuk hitam. Teruslah berupaya
disertai dengan 100% pikiran yang jernih. Itulah kunci dari seni bela diri,
terus berpikir yang sewajarnya yang terus berlanjut hingga sisa hidupmu.
Seni bela diri bukan sekedar mencoba
menjadi kuat demi menang kompetisi atau mengalahkan orang lain. Hal itu justru
bukanlah bela diri. Seni bela diri adalah berlatih setiap hari untuk
memperbaiki dirimu sendiri. Dan jika kau kerjakan dengan benar, jagalah
keseimbanganmu, tubuhmu akan mulai bergerak dengan bebas dan sesuai. Akhirnya
kau akan mampu menang secara alami.
Saat kau bebaskan dirimu dari maksud
tertentu, kau akan mampu melihat semua keinginan lawanmu. Kau tidak perlu
merencanakannya karena gerakanmu akan spontan. Kau bergerak dengan terbuka dan
bebas.
Master Funakoshi menentang
kompetisi. Dia khawatir hal itu akan menghancurkan esensi sebenarnya dari
karate. Karena itulah Master Nakayama meyakinkannya bahwa ada nilai-nilai dalam
karate yang harus ditunjukkan pada masyarakat luas
Awalnya kamilah yang menjadi kelinci
percobaan. Mencoba ide-ide yang berbeda dalam mengatur bagaimana caranya
berkompetisi. Arena turnamen kami yang pertama berbentuk lingkaran yang besar,
sedang tekniknya diambil langsung dari jiyu ippon kumite. Di kemudian hari kami
mengusulkan arena berbentuk persegi yang bahannya kami ambil dari alas tangga
pesawat terbang. Demonstrasi itu dilakukan di markas angkatan udara Amerika
setelah Perang Dunia II. Hal itu rasanya unik karena menggunakan karate yang
sebenarnya senjata untuk perang, namun kali ini sebagai senjata untuk
mewujudkan perdamaian.
Setelah melakukan uji coba selama
beberapa tahun, kami membuat peraturan yang resmi dan Master Funakoshi
menerimanya sebagai percobaan. Sejak awal kami sadar betapa pentingnya
peraturan dan wasit. Namun tidak ada seorangpun yang berlatih untuk kompetisi.
Awalnya kontestan terbaik adalah Tuan Mikami dan Tuan Kanazawa, yang juga calon
instruktur. Mereka hanya berlatih pada kihon, kata dan aplikasinya. Namun saat
itu tidak ada latihan kumite. Bahkan sampai sekarang sebagian besar teknik
berasal dari kata. Kata menjadi inti atau “kitab suci” dan sejarah dari karate.
Mulanya semua gerakan dalam kumite
berbentuk garis lurus seperti kendo. Hanya saja tekniknya dilancarkan dengan
tenaga penuh. Sekarang gerakan dalam kompetisi sangat bebas, namun teknik hanya
dibatasi pada gyaku-zuki dan mae-geri. Setelah kompetisi All-Japan yang keenam
kami mulai mencari teknik yang lebih spesifik. Satu orang memukul, sementara
yang lain dengan menendang. Master Nakayama tidak pernah merasa nyaman dengan
model latihan seperti ini, namun dirinya tetap membiarkan kompetisi berkembang.
Dan dengan hati-hati kami tetap mencari karate sejati dalam turnamen kumite. -
Teruyuki Okazaki - (Fokushotokan)
Artikel ini ditulis
oleh Teruyuki Okazaki (instruktur kepala ISKF) dengan judul “Do not think you
have to win. Think that you do not have to lose”. Editing dan alih bahasa oleh
Fokushotokan.
0 komentar:
Post a Comment