Home » Archives for June 2017
PEMAHAMAN DASAR KARATE DI DOJO
Pemahaman dan Pengetahuan Dasar Karate di Dojo, Hal-hal penting yang harus diketahui Karateka selama di Dojo.
Pengelompokan Karateka dalam berbagai level ditujukan agar dapat mendorong para murid untuk berlatih dan menghindari kejenuhan dalam latihan. Pengelompokan tingkat Karateka tersebut umumnya dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Tingkat Kyu atau pemula ,mereka disebut Mudansha dan umumnya level ini dimulai dari bilangan besar (10 / 9) ke kecil (1/ 1) sebagai pembeda yang mengacu pada tingkat penguasaan akan substansi teknik dasar perguruannya. Penggunaan ikat pinggang dengan berbagai warna yang diadopsi oleh Gichin Funakoshi dari sistem Judō oleh Jigoro Kano lazim digunakan sampai saat ini sebagai pembeda tingkat, dan biasanya umumdimulai dengan warna putih bagi Kohai yang baru memulai latihan.
b. Tingkat Dan atau lanjutan / mahir , mereka disebut Yudansha dan umumnya level ini di Shotokan dimulai dari bilangan kecil ( 1 ) ke besar ( 9 / 10 ) sebagai pembeda yang lebih mengacu pada tingkat penguasaan jiwa lewat pemahaman teknik berdasarkan substansi filosofi perguruannya.Warna ikat pinggang yang paling umum dipakai adalah hitam (meskipun pada beberapa ryu / aliran ada beberapa variasi warna yang dilakukan).Khusus Yudansha ada banyak istilah yang lebih spesifik dalam hal penyebutan nama, yaitu :
i. Senpai ,
berarti senior dalam bahasa Jepang.Umumnya di Shotokan digunakan para Kohai untuk memanggil mereka yang memiliki jabatan sebagai asisten pelatih/pelatih biasa dengan kualifikasi Kyu 3 ~ Dan 3.
ii. Sensei ,
berarti guru dalam bahasa Jepang.Umumnya di Shotokan digunakan untuk penyebutan Yudansha dengan kualifikasi Dan IV~V atau pelatih kepala.
iii. Renshi ,
berarti guru ahli / utama dalam bahasa Jepang.Umumnya di Shotokan digunakan untuk penyebutan Yudansha dengan kualifikasi Dan VI ~ VIII.Istilah lain adalah Dai Sensei atau Kyoshi.
iv. Shihan ,
berarti guru besar / mahaguru dalam bahasa Jepang.Umumnya di Shotokan digunakan untuk penyebutan Yudansha dengan kualifikasi Dan IX ~ X . Istilah lain adalah Hanshi.
v. Beberapa varian lain untuk pemimpin tertinggi perguruan dalam seni beladiri Jepang adalah : Menkyo, Kaiden, Osho, Soke, Doshu, Taisho, Sosho, O Sensei, Kaiso, Shodai, Kaicho, Kancho, Meijin (lihat majalah Jurus no. : 07 tahun 1999, halaman 20-21)
2. Sarana penunjang latihan ; yang dimaksud disini yaitu :
a. Pakaian : pada awalnya di Okinawa tidak ada pakaian khusus untuk berlatih ilmu beladiri apapun , bahkan dalam beberapa foto dokumentasi dari abad 19 terlihat para praktisi ilmu beladiri hanya mengenakan celana saja tanpa baju. Baru setelah mereka berinteraksi dengan disiplin ilmu beladiri Jepang lainnya diawal abad 20 (dipelopori Gichin Funakoshi yang mengunjungi Dōjo Kodokan milik Jigoro Kano) hal tersebut dapat diseragamkan hingga kini dengan memodifikasi seragam Judō yang telah ada. Pakaian untuk berlatih ini disebut sebagai Karate-gi atau Dō-gi atau Keiko-gi, terdiri atas semacam jaket berlapis dua (Uwagi ) dan celana panjang longgar (Zubon) yang berwarna putih ; serta sebuah ikat pinggang tebal dari kain yang dijahit rangkap ( Obi ) yang dililitkan dua kali dan berwarna sesuai tingkatan yang dicapai penyandangnya ( lihat pembahasan SubBab diatas ! ).Bahan yang paling baik untuk digunakan adalah jenis kain kanvas yang tidak terlalu tebal seperti halnya bahan kanvas pada seragam Judō , namun memiliki daya tahan yang sama.Agaknya pakaian ini memang sangat berperan besar dalam perkembangan Karate keseluruh penjuru dunia, karena ia memiliki semacam keluwesan tersendiri sehingga terbukti bisa dengan mudah beradaptasi secara universal bagi para praktisi yang berasal dari belahan dunia manapun atau unsur etnis maupun religius apapun juga. Dewasa ini sesuai perkembangan mode dan teknologi pertekstilan telah banyak diciptakan karate-gi dengan model, bahan dan bahkan warna yang berbeda dengan model asli tradisional Jepang (terutama sekali terjadi pada Karate di Amerika & Eropa ). Namun bahan yang terbukti paling baik adalah yang berbahan dasar katun yang telah teruji dalam penyerapan keringat selama berlatih.Tercatat nama Tokaido sebagai salah satu perintis awal dan produsen karate-gi bermutu yang paling dikenal luas di dunia.
b. Tempat : disebut Dōjo yang berarti “tempat untuk mempelajari” dalam bahasa Jepang, dan pada jaman lampau lebih mengacu pada arti “aula untuk bermeditasi dalam kuil”.Dalam sebuah Dōjo tradisonal di Jepang ada banyak aturan yang sangat mengikat dan penuh tatakrama lama, seperti penempatan altar dan Kamiza(tempat duduk khusus untuk guru) serta penggunaan Tatami (matras) dan Zori (sandal khusus dari kayu & jerami). Inilah agaknya hal yang mendasari kesakralan eksistensi sebuah Dōjo secara mistis religius bagi para penganut paham Karate Tradisional yang konservatif pada akar budaya Sino- Jepang ; suatu persepsi yang mendapat penentangan keras dari praktisi Karate-dō di dunia Barat yang sangat anti pada sesuatu yang bersifat irasional & non-logika.Bahkan saat ini banyak para guru besar berpengaruh asal Jepang sendiri seperti Hirokazu Kanazawa dan Hitoshi Katsuya yang secara tegas berani menolak penerapan sistem Dōjo lama (Shiai-jo) tersebut.Bagaimanapun juga secara umum dewasa ini sebuah Dōjo sudah dapat dikatakan memenuhi syarat standar apabila memiliki luas yang cukup, berlantai datar, berdinding dengan ventilasi yang cukup dan memiliki atap yang agak tinggi.Tentunya hal diatas harus dibarengi dengan kebersihan dan kenyamanan serta beberapa sarana lain yang bersifat tambahan sesuai kebutuhan.
c. Alat : tidak ada suatu jenis alat khusus apapun yang harus dipakai dalam sebuah latihan Karate . Penggunaan alat tradisional Jepang seperti Makiwara (semacam samsak) lebih dikarenakan faktor kebiasaan setempat . Terbukti kini sangat banyak model alat yang sangat sukses dipakai sebagai penunjang program latihan yang menekankan pada penerapan fungsi ilmu faal dan anatomi tubuh secara tepat dengan inovasi yang berteknologi modern yang telah teruji.
3. Program – program permanen ; yang dimaksudkan disini adalah rangkaian / proses kegiatan yang harus ada dan berlangsung secara berurutan dalam sebuah latihan Karate-do dalam Dōjo .Sesuai aslinya yang berdasarkan prinsip standar ajaran Budō (seni beladiri Jepang) maka minimal ada delapan buah proses wajib dalam sebuah latihan formal seni beladiri Karate-dō yang mana pemaparan proses – proses tersebut dijelaskan dengan urutan sebagai berikut di bawah ini :
a. Rei-Shiki /Upacara /Tradisi penghormatan pembuka
b. Taisō / Senam / Stretching pembuka
c. Kihon
d. Kata
e. Kumite
f. Mondo / Diskusi tentang materi latihan
g. Taisō penutup
h. Rei-Shiki penutup
a. Rei-Shiki pembuka dan penutup sama bentuknya, biasanya peserta duduk dengan posisi Sei-za / Za-zen(di Jepang orang lebih mengutamakan posisi duduk “ala tukang jahit “ karena dianggap lebih sopan dibandingkan posisi duduk “ala bunga teratai”) dalam beberapa lajur sesuai tingkatan. Lalu diawali dengan pembacaan Dōjo-Kun & Niju-Kun (diIndonesia diganti dengan Sumpah Karate), melaksanakan Mokuto (mengheningkan / mengonsentrasikan / merelaksasikan pikiran, bukan makuso / mokuso untuk pengucapannya ! )danterakhir melakukan Shomen-Ni-Rei (penghormatan terhadap yang ada di depan peserta Rei-Shiki, di Jepang hal ini mengacu pada Mufudakake / papan kayu kecil di dinding utama sebuah Dōjo yang berisikan nama – nama para pendiri / guru dari ryu tersebut. Di Indonesia hal ini diganti dengan bendera negara dan lambang perguruan).Semua proses itu dilakukan secara bersama – sama. Selanjutnya barulah dilakukan Sensei-Ni-Rei(penghormatankepada guru) , lalu Otagai-Ni-Rei (penghormatan terhadap sesama peserta Rei-Shiki) dan terakhir Dōjo-Ni-Rei (penghormatan kepada Dojo).Semua bagian Rei-Shiki ini dilakukan dengan posisi Za-Rei (penghormatan sambil duduk), diiringi pengucapan kata OSH yang merupakan salam resmi hampir semua perguruan Budō di Jepang.
b. Mondo ; arti sebenarnya adalah pertemuan resmi antara guru dengan para siswanya dalam sebuah Dōjo yang berasal dari tradisi kuno Zen (sekte utama agama Budha di Jepang).Disini dibahas lewat dialog maupun diskusi tentang pokok bahasan latihan yang telah diberikan. Pada tradisi aslinya para guru akan mengakhiri dengan sebuah Koan / frasa singkat yang tak memiliki arti logis namun lebih pada nilai filosofis.
Sumber : Artikel diambil dari buku-buku PBFORKI
b. Mondo ; arti sebenarnya adalah pertemuan resmi antara guru dengan para siswanya dalam sebuah Dōjo yang berasal dari tradisi kuno Zen (sekte utama agama Budha di Jepang).Disini dibahas lewat dialog maupun diskusi tentang pokok bahasan latihan yang telah diberikan. Pada tradisi aslinya para guru akan mengakhiri dengan sebuah Koan / frasa singkat yang tak memiliki arti logis namun lebih pada nilai filosofis.
Sumber : Artikel diambil dari buku-buku PBFORKI
Inkai Ranting Karate Amboy June 16, 2017 CB Blogger Indonesia
ETIKA DALAM DOJO
Karate sebagai seni tradisional sangat kental dengan budaya Jepang. Karena wajib bagi seorang karate untuk memahami etika (tingkah laku) yang dilakukan di dojo. Umumnya latihan bela diri dilakukan tanpa alas kaki, begitu juga dengan karate. Murid wajib menanggalkan alas kaki diluar dojo.
Latihan dengan menggunakan alas kaki adalah dilarang, karena berlatih dengan kaki juga merupakan komponen penting. Seragam latihan dijaga kebersihannya. Seragam yang selalu kotor menunjukkan pribadi individu. Lebih bijaksana jika seragam selalu diseterika sebelum latihan. Sebelum masuk dojo tidak masalah apakah yunior atau senior wajib membungkuk memberi hormat pada dojo. Hal ini menunjukkan penghargaan tidak hanya terhadap dojo, namun juga apapun yang kita pelajari selama latihan. Sebagaimana yang dinasihatkan oleh Gichin Funakoshi : “Tanpa sopan santun kau tidak akan bisa berlatih karate-do. Hal ini tidak hanya berlaku selama latihan saja namun juga dalam hidupmu sehari-hari. Kata “Dojo” sesungguhnya terdiri dari dua kata. “Do” yang bermakna jalan atau cara, dan “Jo” yang berarti tempat. Ketika dua kata ini digabung akan bermakna tempat dimana suatu jalan atau cara dipelajari.
Dojo adalah suatu tempat dimana kita belajar untuk hidup bersama-sama sebagai anggota masyarakat. Ini adalah hal yang serius, karena itulah kita harus mengikuti etika dojo. Ini adalah langkah awal berlatih karate-do.” Segala asesoris dan perhiasan wajib ditanggalkan. Murid yang memakai alat bantu seperti lensa kontak atau kacamata (yang tidak mungkin dilepas) wajib berhati-hati. Dan tentu saja sadar akan resikonya. Senior wajib untuk mengingatkan terutama untuk latihan yang berbahaya seperti dalam kumite. Kuku tangan dan kaki tidak boleh panjang. Adalah budaya di Jepang ketika seorang yunior melihat seniornya wajib baginya berdiri dan membungkuk memberi hormat. Hal yang sama berlaku pula dalam karate, dimana bertemu dengan senior/pelatih maka wajib memberi hormat. Selain itu sesudah meditasi sebelum latihan, juga bila seorang murid akan meninggalkan dojo wajib pula memberi hormat. Para murid berdiri sesuai dengan peringkat sabuk (KYu atau DAN) menghadap pada senior.
Mereka yang sabuk lebih tua berdiri paling depan diikuti dengan yang lebih yunior. Ini menunjukkan budaya Jepang yang menghargai senioritas. Selama sesi latihan jika murid yang lain berlatih sementara sebagian yang lain tidak, maka mereka yang tidak berlatih duduk ditepi dojo dan memperhatikan. Hal ini juga berlaku dalam ujian atau turnamen. Jika harus meninggalkan dojo lebih dulu wajib ijin pada senior. Termasuk dalam sesi latihan dilarang saling berbicara dengan murid yang lain. Hal lain adalah dilarang bertanya kepada senior/pelatih kecuali memang diberikan kesempatan.
Menguap dan sesekali melihat jam selama latihan adalah hal yang tidak sopan dan dianggap tidak disiplin, maka hal ini harus dihindari. Jika datang terlambat, segeralah duduk dalam posisi duduk meditasi (Seiza) diluar dojo. Lakukan pemanasan sendiri (untuk menghindari cedera) jika latihan sudah dimulai. Barulah kemudian berikan hormat pada senior dan selanjutnya bergabunglah dengan yang lain setelah diberikan ijin oleh senior. Jika latihan sudah selesai, lakukan upacara seperti sebelum latihan dimulai.
Diterjemahkan dari Shotokan Karate Association – Basic
- Selalu datang tepat waktu – bila terlambat; masuk kedojo dengan tenang dan tunggu ijin instruktur untuk bergabung dalam latihan
- Memakai Karategi yang bersih
- Dilarang makan didalam Dojo – minum diijinkan atas instruksi pelatih
- Ucapan yang tidak baik tidak diperkenankan didalam Dojo
- Tidak diperpolehkan berbicara, tertawa atau membuat kegaduhan saat latihan berlangsung
- Kuku jari kaki dan tangan harus dipendekkan setiap saat – untuk menghindari kecelakaan bagi pihak lain saat latihan
- Semua perhiasan harus dilepas sebelum latihan – Perhiasan yang tak dapat dilepas harus dibungkus
- Tidak memakai sepatu didalam Dojo
- Barang bawaan pribadi harus diletakkan jauh dari tempat latihan dan diletakkan rapi serta terjaga
- Didalam Dojo, pelatih senior harus ditempatkan sebagai Sensei (Guru)
- Jika lupa membawa sabuk, anda harus minta ijin pelatih untuk ikut latihan
- Merupakan tanggung jawab tingkatan yang lebih rendah bahwa Dojo siap dipakai untuk latihan, seperti : rapi, lantai bersih, dll
- Murid yang dengan catatan kehadiran buruk tidak diperbolehkan mengikuti ujian kenaikan tingkat. Biasakan memberitahu pelatih jika berhalangan hadir untuk lebih dari satu atau dua pelajaran.
- Senantiasa memberi hormat (Rei) pada pelatih dan murid lainnya saat bertemu dan berpisah. Tingkatan yang lebih rendah menghormat terlebih dahulu.
- Biasanya semua instruktur dianggap sebagai Sensei baik didalam maupun diluar Dojo. Nama panggilan dipakai diluar Dojo, jika pelatih menunjukkan bahwa formalitas ditanggalkan..
- Selalu menghormat saat memasuki dan meninggalkan Dojo serta sebelum bergabung atau meninggalkan latihan.
- Selalu Rei setelah pelatih menjelaskan sesuatu atau mengkoreksi anda
- Kapten Dojo adalah murid dengan tingkatan tertinggi di Dojo selain instruktur. Merupakan tanggung jawab kapten Dojo untuk memastikan bahwa arena telah siap dan disiplin Dojo dilaksanakan.
- Selalu bersikap sopan dan ramah kepada para siswa yang lain dan berlanjut di luar dojo.
- Berusaha untuk memahami Dojo Kun (Sumpah Karate) dan melakukannya dalam kehidupan sehari-hari
- Tidak diperbolehkan Merokok di Dalam Area Dojo. Merokok diperbolehkan diluar Area Dojo dengan menanggalkan Sabuk Karate terlebih dahulu dan menghormati orang lain yang tidak merokok
I.
MATERI UJIAN KE KYU 8,7 & 6 (SABUK KUNING & HIJAU)
KIHON
:
Gedanbarai
kedepan, Maju Oizuki Chudan 5X,
Mundur,
Ageuke 5X,
Maju,
Sotouke 5X,
Mundur,
Uchiuke 5X
Maju,
Shutouke 5X, balik belakang Gedanbarai,
Kamaite,
Maju Maegeri Chudan 5X, balik belakang Gedanbarai
Kamaite,
maju Maegeri Jodan 5X, balik belakang Gedanbarai
Hadap
Team Penguji Kibadachi, Kamaite Kiri, maju Yoko Keage Kaki Kiri 5X, kamaite
kanan
Maju,
Yoko Kekomi Kaki Kanan 5X, balik belakang Gedanbarai, YAME
KATA:
Heian
Shodan
Heaian
Nidan
KUMITE:
Gohon
Kumite Oizuki Chudan
Gohon
Kumite Oizuki Jodan
II.
MATERI UJIAN KE KYU 5 & 4 (SABUK BIRU)
KIHON
:
Gedanbarai
kedepan, Maju Oizuki Chudan Gyakuzuki 5X,
Mundur,
Ageuke Gyaku Zuki 5X
Maju,
Sotouke Gyakuzuki 5X,
Mundur,
Uchiuke Gyakuzuki 5X, balik belakang Gedanbarai,
Maju
Sotouke Empi 5X,
Mundur
Shutouke Nukite 5X, Balik Belakang Gedanbarai
Kamaite,
Maju Maegeri Chudan 5X, balik belakang Gedanbarai
Kamaite,
Maju Maegeri Jodan 5X, balik belakang Gedanbarai, Kibadachi hadap tim penguji
Kamaite
kanan, Maju Yoko Keage Kaki Kanan 5X, Kamaite Kiri
Maju,
Yoko Keage Kaki Kiri 5X, Kamaite Kanan
Kamaite
kanan, Maju Yoko Kekomi Kaki Kanan 5X, Kamaite Kiri
Maju,
Yoko Kekomi Kaki Kiri 5X, Balik Belakang Gedanbarai,YAME
KATA:
Heian
Sandan
Heaian
Yondan
KUMITE:
Kihon
Ippon Kumite Oizuki Chudan Kanan
Kihon
Ippon Kumite Oizuki Chudan Kiri
Kihon
Ippon Kumite Oizuki Jodan Kanan
Kihon
Ippon Kumite Oizuki Jodan Kiri
Kihon
Ippon Kumite Maegeri Chudan Kanan f Kihon Ippon Kumite Maegeri Chudan Kiri
III.
MATERI UJIAN KE KYU 3 & 2 (SABUK COKLAT)
KIHON
:
Gedanbarai
kedepan, Maju Oizuki Chudan 5X, balik belakang Gedanbarai,
Maju
Sambon Renzuki 5X,
Mundur
Ageuke Gyakuzuki 5X
Maju
Sotouke Yoko Empi 5X
Mundur,
Uchiuke Gyakuzuki 5X
Maju,
Shutouke Nukite 5X, balik belakang Gedanbarai,
Maju,
Maegeri Chudan 5X, balik belakang Gedanbarai,
Maju,
Maegeri Jodan 5X, balik belakang Gedanbarai
Maju
Mawashigeri 5X, balik belakang, Kibadachi hadap tim penguji
Kamaite
kanan, Maju Yoko Keage kaki kanan 5X, Kamaite Kiri
Maju,
Yoko Keage kaki kiri 5X, Kamaite Kanan
Maju,
Yoko Kekomi kaki kanan 5X, kamaite kiri
Maju
Yoko Kekomi kaki kiri 5X, balik belakang Gedanbarai, YAME
Gerak
ditempat, kaki rapat, kamaite: Maegeri, Kekomigeri, Ushirogeri kiri dan kanan
masing-masing 5X
KATA
Heaian
Godan
Tekki
Shodan (Satria Tunggang Kuda # 1)
KUMITE:
Kihon
Ippon Kumite Oizuki Chudan Kanan & Kiri
Kihon
Ippon Kumite Oizuki Jodan Kanan & Kiri
Kihon
Ippon Kumite Maegeri Chudan Kanan & Kiri
Kihon
Ippon Kumite Mawashigeri Kanan & Kiri
Kihon
Ippon Kumite Ushirogeri Kanan & Kiri
IV.
MATERI UJIAN KE KYU 1 (SABUK COKLAT)
KIHON
:
Gedanbarai
kedepan, Maju Oizuki Chudan 5X, balik belakang Gedanbarai,
Maju
Sambon Renzuki 5X,
Mundur
Ageuke Gyakuzuki 5X
Maju
Sotouke Empi Uraken 5X
Mundur,
Uchiuke Kizamizuki Gyakuzuki 5X
Maju,
Shutouke Mayashigeri Nukite 5X, balik belakang Gedanbarai,
Maju,
Maegeri Chudan 5X, balik belakang Gedanbarai,
Maju,
Maegeri Jodan 5X, balik belakang Gedanbarai
Maju
Mawashigeri 5X, balik belakang, Kibadachi hadap tim penguji
Kamaite
kanan, Maju Yoko Keage kaki kanan 5X, Kamaite Kiri
Maju,
Yoko Keage kaki kiri 5X, Kamaite Kanan
Maju,
Yoko Kekomi kaki kanan 5X, kamaite kiri
Maju
Yoko Kekomi kaki kiri 5X, balik belakang Gedanbarai, YAME
Gerak
ditempat, kaki rapat, kamaite: Maegeri, Kekomigeri, Ushirogeri kiri dan kanan
masing-masing 5X
KATA
Heaian
Godan
Tekki
Shodan (Satria Tunggang Kuda # 1)
KUMITE:
Kihon
Ippon Kumite Oizuki Chudan Kanan & Kiri
Kihon
Ippon Kumite Oizuki Jodan Kanan & Kiri
Kihon
Ippon Kumite Maegeri Chudan Kanan & Kiri
Kihon
Ippon Kumite Mawashigeri Kanan & Kiri
Kihon
Ippon Kumite Ushirogeri Kanan & Kiri
V.
MATERI UJIAN KE DAN I
KIHON
Maju
Sambon Renzuki, 5 kali
Mundur
Age Uke Gyaku Zuki, 5 kali
Maju
Suto Uke Enpi Uraken, 5 kali
Mundur
Uchi Uke Kizami Zuki Gyaku Zuki, 5 kali
Maju
shutouke Empi Uraken, 5 kali,
Maju
maegeri jodan, 5 kali, balik belakang,
Maju
Rengeri (Chudan dan Jodan), 3 kali, balik belakang- hadap tim penguji-Kibadachi
Kamaite
ke kanan, maju Keage Kekomi dua kaki, 3 kali, hadap belakang gedan barai,
Maju
Kekomi (Zenkutsudachi), 5 kali, balik belakang,
Maju
Mawashi Geri, 5 kali, balik belakang, YAME
KATA
Pilih
salah satu dari: Tekki Shodan (Tekki 1), Tekki Nidan (Tekki 2), Tekki Sandan
(Tekki 3).
Tokui
Kata (Kata Pilihan Sendiri) salah satu dari kata:
Bassai-Dai
Kanku-Dai
Enpi
Jion
Pilihan
tim penguji salah satu dari kata dasar; Heian Shodan s/d Heian Godan
KUMITE
Jiyu
Ippon Kumite- kiri dan kanan bergantian.
Dojo/
Jiyu Kumite antar sesama peserta ujian, waktu masing-masing 1 (satu) menit
VI.
MATERI UJIAN KE DAN II
KIHON
Kamaite,
Maju Kizamizuki, Sanbon Renzuki, 5 kali, balik belakang
Kamaite,
Maju Maegeri Oizuki Chuudan, 5 kali, balik belakang, hadap team penguji
Kibadachi
Maju
Yoko Keage Yoko Kekomi dua kaki 3 kali, hadap belakang Gedan Barai
Mundur
Ageuke, maju Mawashigeri Yoko Uraken Uchi, Oizuki Chuudan, 3 kali, balik
belakang.
Maju
Yoko Kekomi Gyakuzuki 5 kali, balik belakang.
Maju
Mawashigeri Gyakuzuki, 5 kali, YAME
Hadap
team penguji gedan barai, gerak ditempat, Gyakuzuki, Maegeri, Yokokekomi,
Ushirogeri, Gedan Barai, 5 kali kanan dan 5 kali kiri. YAME
KATA
Pilih
salah satu dari Tekki Nidan dan Tekki Sandan.
Tokui
Kata (Kata Pilihan sendiri) salah satu dari kata wajib:
Bassai-Dai
Kanku-Dai
Hangetsu
Jitte
Enpi
Gankaku
Jion
Kata
Pilihan penguji, di luar Tokui Kata, salah satu dari 7 (tujuh) kata wajib
KUMITE
Jiyu
Kumite (Kumite bebas/ Dojo Kumite) di antara sesama peserta ujian 3x1 menit,
dan
Jiyu
Kumite melawan senior (DAN III ke atas) minimal 1x1 menit.
VII.
MATERI UJIAN KE DAN III
KIHON
Teknik
Kihon yang ditunjuk oleh team penguji, minimal 3 macam teknik kombinasi, baik
tekhnik tangan mupun tekhnik kaki, kanan dan kiri. Setiap tekhnik dilakukan 3
kali gerakan.
KATA
Pilih
salah satu dari Tekki Nidan dan Tekki Sandan.
Tokui
Kata (Kata Pilihan sendiri) salah satu dari kata wajib:
Bassai-Dai
Kanku-Dai
Hangetsu
Jitte
Enpi
Gankaku
Jion
Kata
Pilihan penguji, salah satu dari 7 (tujuh) kata wajib di luar Tokui Kata, di
antara Bassai-Dai, Kanku-Dai, Hangetsu, Jitte, Enpi, Gankaku, dan Jion.
KUMITE
Jiyu
Kumite (Kumite bebas/ Dojo Kumite) di antara sesama peserta ujian 3x1 menit,
dan
Jiyu Kumite melawan senior (DAN IV ke atas)
minimal 1x1 menit.
LOGO PERGURUAN KARATE ANGGOTA FORKI
Salam Karate Osh...
Selamat datang di official website Inkai Amboy, kali ini saya akan share beberapa logo perguruan karate anggota Forki yang merupakan salah satu organisasi aliansi olahraga cabang beladiri karate di Indonesia, sebagai berikut :
1. FORKI (FEDERASI OLAHRAGA KARATE INDONESIA)
2. AMURA (Karate-Do Indonesia)
3. BKC (Bandung Karate Club)
4. BLACK PANTHER KARATE INDONESIA
5. FUNAKOSHI
6. GABDIKA SHITORYU INDONESIA (Gabungan Beladiri Karate-Do Shitoryu)
7. GOJUKAI (Gojuryu Karate-Do Indonesia)
8. GOJU RYU ASS (Gojuryu Association)
9. GOKASI (Gojuryu Karate-Do Shinbukan Seluruh Indonesia)
10. INKADO (Indonesia Karate-Do)
11. INKAI (Institut Karate-Do Indonesia)
12. INKANAS (Intitut Karate-Do Nasional)
13. KALA HITAM
14. KANDAGA PRANA
15. KEI SHIN KAN
16. KKNSI (Kesatuan Karate-Do Naga Sakti Indonesia)
17. KKI (Kushin Ryu M. Karate-Do Indonesia)
18. KYOKUSHINKAI (Kyokushinkai Karate-Do Indonesia)
19. LEMKARI (Lembaga Karate-Do Indonesia)
20. SHOTOKAI
21. PORBIKAWA
22. PORDIBYA
23. SHINDOKA (Shito-ryu Karate-Do Indonesia)
24. SHI ROI TE
25. TAKO INDONESIA
26. WADOKAI (Wadoryu Karate-Do Indonesia)
27. RKS (Reikenuchi Karate School)
28. MUSHIKAWA KARATE-DO INDONESIA
29. PEMIKADO ( Persatuan Minang Karate-Do)
Itulah beberapa logo perguruan karate anggota Forki, mungkin ada yang kurang dapat disampaikan di komentar dibawah ini. terimakasih
2. AMURA (Karate-Do Indonesia)
3. BKC (Bandung Karate Club)
4. BLACK PANTHER KARATE INDONESIA
5. FUNAKOSHI
6. GABDIKA SHITORYU INDONESIA (Gabungan Beladiri Karate-Do Shitoryu)
8. GOJU RYU ASS (Gojuryu Association)
9. GOKASI (Gojuryu Karate-Do Shinbukan Seluruh Indonesia)
10. INKADO (Indonesia Karate-Do)
11. INKAI (Institut Karate-Do Indonesia)
12. INKANAS (Intitut Karate-Do Nasional)
13. KALA HITAM
14. KANDAGA PRANA
15. KEI SHIN KAN
16. KKNSI (Kesatuan Karate-Do Naga Sakti Indonesia)
17. KKI (Kushin Ryu M. Karate-Do Indonesia)
18. KYOKUSHINKAI (Kyokushinkai Karate-Do Indonesia)
19. LEMKARI (Lembaga Karate-Do Indonesia)
20. SHOTOKAI
21. PORBIKAWA
22. PORDIBYA
23. SHINDOKA (Shito-ryu Karate-Do Indonesia)
24. SHI ROI TE
25. TAKO INDONESIA
26. WADOKAI (Wadoryu Karate-Do Indonesia)
27. RKS (Reikenuchi Karate School)
28. MUSHIKAWA KARATE-DO INDONESIA
29. PEMIKADO ( Persatuan Minang Karate-Do)
Itulah beberapa logo perguruan karate anggota Forki, mungkin ada yang kurang dapat disampaikan di komentar dibawah ini. terimakasih
SHOTO NIJU-KUN (20 PETUNJUK BERLATIH GICHIN FUNAKOSHI)
Niju Kun adalah 20 Kode Moral Wajib
karatedo yang merupakan ajaran penting dari Master Gichin Funakoshi yang
menjadi tuntunan dalam dojo juga dalam kehidupan sehari-hari
Sebagai
salah satu langkah modernisasi karate yangdilakukan Funakoshi adalah mengubah
karate dari seni bela diri yang sebelumya murni hanya teknik (jutsu) menjadi bela diri yang berfilosofi.
Langkah ini juga dilakukan agar karate juga dapat diterima oleh masyarakat
Jepang mengingat kebanyakan bela diri Jepang telah berubah menjadi bela
diri yang dipenga-ruhi filsafat Budodan
Bushido seperti kenjutsu berubah menjadi kendo dan jujutsu menjadi judo.
Diduga
Funa-koshi menuliskan Shoto Niju Kun
berdasarkan Bubishi, sebuah literatur kuno yang menjadi sumber dari berbagai
aliran bela diri termasuk karate.
1. Karate-do wa rei ni hajimari, rei ni owaru koto wo wasuruna.
Karate mulai dan berakhir dengan kehormatan.
2. Karate ni sente nashi.
Tidak ada serangan pertama dalam karate.
3. Karate wa gi no tasuke.
Karate adalah sebuah pertolongan kepada keadilan.
4. Mazu jiko wo shire, shikoshite tao wo shire.
Kenali dirimu sendiri sebelum kau kenali yang lain.
5. Gijutsu yori shinjutsu.
Semangat sebelum teknik.
6. Kokoro wa hanatan koto wo yosu.
Bersiaplah untuk membebaskan pikiranmu.
7. Wazawai wa getai ni shozu.
Musibah datang dari kekurang perhatian.
8. Dojo nomino karate to omou na.
Latihan karate tidak hanya didalam dojo.
9. Karate no shugyo wa issho de aru.
Kau tidak akan pernah berhenti belajar karate.
10. Arai-yuru mono wo karate-ka seyo, soko ni myo-mi ari.
Jadikan karate sebagai bagian hidupmu dan akan kautemukan myo (rahasia hidup).
11. Karate wa yu no goto shi taezu natsudo wo ataezareba moto no mizu ni kaeru.
Karate mirip dengan air panas. Jika tidak diberikan panas
terus-menerus maka akan dingin kembali.
12. Katsu kangae wa motsu na makenu kangae wa hitsuyo.
Jangan berpikir bahwa kau harus menang, tapi pikirkan bagaimana agar tidak
kalah dalam pertarungan.
13. Tekki ni yotte tenka seyo.
Kemenangan tergantung dari kemampuanmu untuk meraih yang mungkin dari yang
tidak mungkin.
14. Tattakai wa kyo-jitsu no soju ikan ni ari.
Bergeraklah mengikuti (sesuai dengan) lawanmu.
15. Hito no te ashi wo ken to omoe.
Pikirkan bahwa kedua tangan dan kakimu adalah pedang.
16. Danshi mon wo izureba hyakuman no tekki ari.
Waspadalah terhadap tindakanmu agar tidak mengundang kesulitan.
17. Kamae wa shoshinsha ni ato wa shizentai.
Pertama kuasai kuda-kuda merendah, baru posisi badan yang
alamiah/wajar.
18.
Kata wa tadashiku jissen wa betsu mono.
Berlatih kata tidak menggantikan hal yang sesungguhnya.
19. Chikara no kyojaku, karada no shinshuku, waza no kankyu wo wasaruna.
Jangan lupa (1) Aplikasi ringan dan berat dari kekuatan (2) meregangkan
dan mengerutkan badan (3) Kecepatan dan kelambatan dari teknik.
20. Tsune ni shinen kufu seyo.
Pikirkan jalan untuk menjalankan ajaran ini setiap hari.
(Sumber: berbagai bahan)
Inkai Ranting Karate Amboy June 09, 2017 CB Blogger Indonesia